Keluargaku contoh Kedisiplinanku
Kenalin
namku Kinan Khanza,panggil saja aku kinan. Aku punya saudara namanya Rara
Khanza ya tentu saja dia adalah kakakku. Aku adalah anak SMP yang baru mengeyam
dunia keremajaan yang benar-benar baruuntukku, jauh dari yang namanya mainan
dan teman-teman bermain, jauh dari taman bermain dan alat masak-masakan,
berlebihan memang. Sedangkan kakakku duduk dibangku SMA yang ia kerjakan sehari-harinya
selalu dikamar dan diisi dengan setumpuk buku-buku yang ia baca setiap hari. Iya,
memamg kakakku adalah seorang yang bisa dikatakan pintar di sekolahnya dan
SMAnyapun SMA yang tidak biasa melainka SMA favorit. Mungkin dirumah aku adalah
anak yang terkecildari Ayah dan Bundaku mereka adalah pasangan yang kompak
dimataku bukan sebagai orangtua tapi melainkan sebagai idola di hidupku. Ayahku
adalah seorang karyawan di salah satu bank swasta yang ada dikotaku , dan Bundaku
adalah sorang ibu rumah tangga yang keseharian mengurusi rumah, suami, dan
anak-anakanya.
Dirumahku
yang sederhana ini keluargaku hidup dengan bahagia. Kamar terdepan dirumahku
tak lain tak bukan adalah kamar Ayah dan Bundaku,jadi setiap manusia yang masuk
ataupun keluar dari rumah pastimelewati kamar itu. Kamarku ada di ruangan
tengah dan bersebelahan dengan kamar kakakku dengan tembok yang menjadi
penghubung di bongkar dan akhirnya menjadilah kamarkudan kakakku. Kedekatan
keluarga kami cukuo erat dari mulai Ayah, Bunda, kak Rara, dan aku saling
melengkapi satu sama lain, dan juga saling perhatian satu sama lain. Ayahku adalah
sosok yang sangat protective di keluargaku terhadap anak-anaknya dalam bidang
apapun, apalagi dia mempunyai dua anak perempua dirumahnya. Mungkin kami tidak
mengerti dengan sikap Ayah melakukan hal itu, padahal Ayah itu bukan tentara
ataupun purna polisi yang mempunyai pendidikan militer, dan sifat itulah yang
mengajariku arti kedisiplinan.
Suatu ketika pernah terjadi dengan kakakku Rara
yang pulang telat karea keasikkan membeli buku di took buku yang tak ajuh dari
rumah dan di saat itulah dan detik itulah tepat kakakku mendapat hukuman tidak
boleh keluar rumah satu minggu selain untuk kepentingan sekolah dan les privat,
mungkin berpikir terlalu berlebihan tapi mau gimana lagi. Dan sampai sekarang
kejadian itu masih aku ingat
Jam menunjukkan pukul
19.00 WIB kakakku Rara yang tak kunjung pulang ke rumah, Bunda yang panik
dan coba ditenangkan oleh Ayah
“Kemana ara ini??” Bunda dengan nada gelisah ( ARA panggilan sayang keluargaku untuk kakakku Rara Khanza)
“Iya, kemana dia tumben jam segini belum pulang?” Ayah menyautinya
“Mungkin habis gini Ara akan pulang,Bunda dan Ayah tenang saja pasti baik-baik saja Ara!!” aku mencoba mencairkan suasana
“Tapi gak biasanya dia pulang jam segini?,apalagi dia juga belum belajar!!” bunda khawatir
“Kemana ara ini??” Bunda dengan nada gelisah ( ARA panggilan sayang keluargaku untuk kakakku Rara Khanza)
“Iya, kemana dia tumben jam segini belum pulang?” Ayah menyautinya
“Mungkin habis gini Ara akan pulang,Bunda dan Ayah tenang saja pasti baik-baik saja Ara!!” aku mencoba mencairkan suasana
“Tapi gak biasanya dia pulang jam segini?,apalagi dia juga belum belajar!!” bunda khawatir
Beberapa saat kemudian, dan jarum jam menunjukkan 20.15
Rara tiba-tiba
datangdan mengetuk pintu “Assalamuallaikum Bun, Yah?”
“Walaikumsallam ra” Bunda bergegas membukakan pintu rumah yang terkunci “kok baru pulang ra,liat itu jam berapa sekarang” Bunda langsung menyambar pembicaraan
“iya Bun,maafkan bun aku keasikkan liat buku komik sama teman-teman jadi lupa waaktu kayak gini sekali lagi maaf ya Bun, soalnya bikin bunda kwatir” nada menyesal
“Ra, kamukan udah menlanggar waktu pulang rumah kamu gak boleh keluar selama 1 minggu kecuali untuk sekolah dan untuk kegiatan les yang sudah ada!,lain kalijangan lupalebih disiplin lagi ya!” Ayah langsung berbicara
“iya Yah,Bun maafin Ara ya pasti gak bakalan aku ulangi lagi kok Bunda, Ayah”
“yasudah,kekamar masing-masing.”
Selalu diperhatikan oleh ayahku terlebih orangtuaku hal-hal yang menyangkut kedisiplinan dan aku belajar dari situ dan kejadian itu.
“Walaikumsallam ra” Bunda bergegas membukakan pintu rumah yang terkunci “kok baru pulang ra,liat itu jam berapa sekarang” Bunda langsung menyambar pembicaraan
“iya Bun,maafkan bun aku keasikkan liat buku komik sama teman-teman jadi lupa waaktu kayak gini sekali lagi maaf ya Bun, soalnya bikin bunda kwatir” nada menyesal
“Ra, kamukan udah menlanggar waktu pulang rumah kamu gak boleh keluar selama 1 minggu kecuali untuk sekolah dan untuk kegiatan les yang sudah ada!,lain kalijangan lupalebih disiplin lagi ya!” Ayah langsung berbicara
“iya Yah,Bun maafin Ara ya pasti gak bakalan aku ulangi lagi kok Bunda, Ayah”
“yasudah,kekamar masing-masing.”
Selalu diperhatikan oleh ayahku terlebih orangtuaku hal-hal yang menyangkut kedisiplinan dan aku belajar dari situ dan kejadian itu.
Setiap pagi kami harus sudah duduk di meja makan puku
06.00 pagi, bisa dibayangkan jam berapakami harus bangun. Dalam hal tidur juga,
jam 22.00kami sudah harus masuk kekamar dan jam 23.00 Aayah akan menengok
satu-satu ke kamar kami, kata Ayah bergadang itu bukn hal yang menguntungkan
untuk kesehatan kami. Tidak hanya itu kedisiplinan Ayah tentang sekolah juga
masih sangat ditekankan, dari mulai kerapian dan tugas-tugas yang diberikan
sekolah,dllsekiranya sifat protective Ayah memang masih dibatas wajar menurutku.
Pagi yangcerah siap beraktifitas aku dan kakakku
bersiap-siap untuk sekolah, kebetulan sekolahku dan kakakku berdekatan jadi kita
selalu berangkat bareng. Aku dan kakakku sekolah diantar Pak Jono supir yang
biasa mengantar kita
“Nana,ayo sudah kita berangkat takut kesiangan entar! “ Ara berteriak-teriak (Nana nama panggial sayang keluargaku untuk aku)
“Iya,ini sudah” aku berlari sempoyongan
“Ayo pak jalan”Ara berbicara dengan pak Jono “lain kali jangan dibiasakan ya na!”dengan nada ketus
“iya iya Ra, aku janji” aku membalasnya.
“Nana,ayo sudah kita berangkat takut kesiangan entar! “ Ara berteriak-teriak (Nana nama panggial sayang keluargaku untuk aku)
“Iya,ini sudah” aku berlari sempoyongan
“Ayo pak jalan”Ara berbicara dengan pak Jono “lain kali jangan dibiasakan ya na!”dengan nada ketus
“iya iya Ra, aku janji” aku membalasnya.
Sesampainya
disekolah. Aku segera masuk kedalam kelas.
Beberapa jam kemudian.
Beberapa jam kemudian.
‘Kringg…kringg….kring..”
bel pulang solah berbunyi, saat pulang
Setelah bel berbunyi, aku langsung pulang dan pak Jono
yang sudah standbay di depn pagar sekolah.
Banyak hal dan kejutan-kejutan yang terjadi di keluargaku
dan disinilah kejutan-kejutan terjadi.malam yang tak berbintang itu menjadi
saksi malam itu. Malm itu semua sibuk mengerjakan kegiatanya masing-masing, Ara
yang sibuk dengan sejutabuku dikamarnya, Ayah membaca Koran di kamar, Bunda
sedang sibuk didapur. Aku yang waktu itu sempat malas belajar di musim ulangan
dan memilih bermain-maindengan computer sempat tak terlihat dengan Ayah dan
Bunda, tapi paginya ada Ara yang bilang ke Ayahku.
“Yah, nan tadi malam gak belajar. Padahal musim ulangan loh, diamalah asik mainan komputer”
“Apa benar nan?” ayah menanggapinya
“Hmhmhmh…..iya yah” nada ketakutan
“Kenapa kok gak belajar nan?, kalau kamu gak belajar besok apa kamu bisa mengerjakan semua soal yang diberikan sekolah, apa kamu bisa mencapai nilai bagus kalau kamu gak belajar. Kalau nilaimu jelek apa gak malu, kalau jelek nilaimu apa Ayah dan Bunda gak malu? Pokoknya mulai sekarang anak-anak Ayahharus disiplin ya inagt!, disiplin itu awal dari segalanya dan bermanfaat bagi kita semua!!” nada lembut tapi sedikit menekan
“Iya maafkan aku ya Yah,aku janji gak bakalan ngulangi lagi Yah, Bun” nada menyesal
“Jangan di ulangi lagi ya sayang’ Bunda menasihati
“Iya Bun,pasti itu janji. Jari kelingking” aku mencoba mencairkan suasana
“Yah, nan tadi malam gak belajar. Padahal musim ulangan loh, diamalah asik mainan komputer”
“Apa benar nan?” ayah menanggapinya
“Hmhmhmh…..iya yah” nada ketakutan
“Kenapa kok gak belajar nan?, kalau kamu gak belajar besok apa kamu bisa mengerjakan semua soal yang diberikan sekolah, apa kamu bisa mencapai nilai bagus kalau kamu gak belajar. Kalau nilaimu jelek apa gak malu, kalau jelek nilaimu apa Ayah dan Bunda gak malu? Pokoknya mulai sekarang anak-anak Ayahharus disiplin ya inagt!, disiplin itu awal dari segalanya dan bermanfaat bagi kita semua!!” nada lembut tapi sedikit menekan
“Iya maafkan aku ya Yah,aku janji gak bakalan ngulangi lagi Yah, Bun” nada menyesal
“Jangan di ulangi lagi ya sayang’ Bunda menasihati
“Iya Bun,pasti itu janji. Jari kelingking” aku mencoba mencairkan suasana
Semuanya tersenyum J
Aku memang beruntung mempunyai keluarga seperti
mereka-mereka ini dengan sederhana mereka bisa membuatku bahagia, bahagia
memang memiliki keluarga yang tidak gampang ditemui di keluarga-keluarga
lainnya seperti Ayah , Bunda, dan Rara ini yang tulus menyayangiku, Aku banyak
belajar dari keluargaku ini. Aku belajar tentang arti kebahagian, bahagia itu
gak harus mewah yang sederhanapun juga bisa membuat kita bahagia. Dan arti
kedisiplinan dikeluarga, disiplin bukan berarti menekan tapi melainkan untuk
menumbuhkan, dan disiplin itu gampang selagi ada kemauan untuk mencapainya. Dan
orangtua ikut berperan dalam kedisiplinan keluarga dan sebagai contoh untuk
anak-anaknya.
SHINTA
DEWI AYUNDA
IX-J/35
SMP NEGERI 25 SURABAYA
IX-J/35
SMP NEGERI 25 SURABAYA
@dwieka 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar