MENGGAPAI CITA-CITA
Namaku Naura Elizabeth, aku terlahir diantara keluarga yang
berkecukupan. Aku mempunyai dua adik laki laki. Mereka kembar, namanya Marco
dan Marvel. Kedua adik kembarku sekarang kelas 1 SMP. Sedangkan aku kelas 3
SMP. Ayahku, sudah lama pergi meninggalkan kami, sekarang aku hanya punya ibu
dan adik kembarku. Sejak kecil aku bercita cita ingin menjadi seorang dokter.
Paginya, seperti biasa aku berangkat sekolah bersama dengan
kedua adikku. Sebelum berangkat sekolah kami selalu membiasakan diri untuk
makan pagi bersama. Setelah makan pagi bersama, kami segera bersiap-siap untuk
berangkat sekolah. Kami biasanya berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Karena
jarak antara rumah kami dengan sekolah lumayan dekat, jadi tidak perlu naik
kendaraan. Kami juga sekolah di sekolahan yang sama. Kami bersekolah di SMP
Negeri 26 Banjarmasin.
Sesudah bersiap-siap kami segera berangkat sekolah, sebelum
berangkat sekolah kami biasanya berpamitan sama ibu. “Bu, kami berangkat dulu”
ucap Elizabeth,(sambil mencium tangan ibunya). Setelah berpamitan kami segera
berangkat ke sekolah.
Saat di perjalan mereka berbincang-bincang. “eh, Marco cita-cita
kamu apa?”, tanya kakanya Elizabeth pada
Marco. “Saat ini, aku ingin menjadi pengusaha”, jawab Marco. “kalau kamu
ingin jadi apa Marvel?”, tanya kakaknya pada Kevin. “kalu aku ingin menjadi
polisi”, jawab Kevin. Tak terasa, kami pun sudah sampai di sekolah.
Saat di sekolah kami pun segera berpisah, karena kelas ku sama
adikku berbeda. Sesampainya di kelas aku segera duduk di bangku ku. Sambil
menunggu bel berbunyi aku selalu membaca buku, untuk mengisi waktu senggang.
Tak terasa bel pun berbunyi, aku pun segera memasukkan bukuku lagi ke dalam
tas. Sebelum pelajaran di mulai biasanya kami semua berdo'a terlebih dahulu. Setelah
berdo'a pelajaran pun dimulai.
Dan saai ini adalah
pelajaran bahasa Indonesia. Materi pelajaran hari ini membahas tentang
cita-cita.“Naura, cita cita kamu apa?” tanya guruku kepadaku saat pelajaran
berlangsung.
“cita cita saya ingin menjadi dokter bu!” seruku kepada Bu Ani.
“Naura mau jadi dokter? Dokter apa? Paling dokter jadi jadian” ejek Kevin teman sekelasku.
“eeh Naura aku yakin cita citamu enggak akan tercapai! Kamu kan orang miskin. Mana mampu ibu mu membiayaimu sekolah. Hahaha” ejek Kevin lagi
Semua teman temanku menertawakan ku.
“cita cita saya ingin menjadi dokter bu!” seruku kepada Bu Ani.
“Naura mau jadi dokter? Dokter apa? Paling dokter jadi jadian” ejek Kevin teman sekelasku.
“eeh Naura aku yakin cita citamu enggak akan tercapai! Kamu kan orang miskin. Mana mampu ibu mu membiayaimu sekolah. Hahaha” ejek Kevin lagi
Semua teman temanku menertawakan ku.
Saat pelajaran bahasa Indonesia tadi rasanya aku ingin menangis.
Karena aku berpikir, kenapa selalu orang sepertiku di ejek terus apa orang
sepertiku tidak pantas untuk memiliki cita-cita. Dan saat jam pelajaran berganti aku terus memikirkan
perkataan Kevin tadi yang mengejekku. Jadi saat pejaran aku tidak konsentrasi.
Beberapa kali guru menegurku , akibat ketahuan melamun saat pelajaran.
Tak terasa bell pulang
sekolahpun berbunyi. Saatnya pulang sekolah. Aku berjalan dengan malas sekali,
karena hari ini kedua adikku tidak pulang bersamaku karena tadi mereka pulang
duluan. Saat berjalan pulang ada anak yang meneriaki namaku.
“Naura… Tunggu!” seru anak laki laki yang dari tadi tidak mengejakku.
“eeh Rio. Apa apa?” tanyaku
“aku tau, betapa sakitnya perasaanmu tadi” kata Rio
“uumm, nggak pa-pa kok” jawabku sambil tersenyum
“maafin perkataan sepupuku ya, Kevin memang begitu. Nanti akan ku beritahu papanya, biar dia dimarahin” kata Rio
“enggak usah. Perkataan Kevin tadi memang bener kok” jawabku sambil meninggalkan Rio.
“Naura… Tunggu!” seru anak laki laki yang dari tadi tidak mengejakku.
“eeh Rio. Apa apa?” tanyaku
“aku tau, betapa sakitnya perasaanmu tadi” kata Rio
“uumm, nggak pa-pa kok” jawabku sambil tersenyum
“maafin perkataan sepupuku ya, Kevin memang begitu. Nanti akan ku beritahu papanya, biar dia dimarahin” kata Rio
“enggak usah. Perkataan Kevin tadi memang bener kok” jawabku sambil meninggalkan Rio.
Sesampainya di rumah aku melihat
Marco dan Marvel sedang mengerjakan Pe-eR.
“kak Naura kenapa? Kok kaya habis nangis?” tanya Marvel yang penuh perhatian
“enggak pa-pa kok” jawabku meyakinkan mereka.
“kak Naura kenapa? Kok kaya habis nangis?” tanya Marvel yang penuh perhatian
“enggak pa-pa kok” jawabku meyakinkan mereka.
Setelah menjawab
pertanyaan mereka akupun segera masuk ke
dalam kamarku dan mengganti baju.
Setelah mengganti baju aku istirahat sebentar untuk merilekskan
otot-otot ku. Tak terasa , hari sudah menjelang sore. Akupun segera bergegas
mandi untuk membersihkan badanku dan agar terlihat lebih segar lagi. Setelah
membersihkan tubuh aku segera mengganti baju. Setelah mengganti baju, aku
segera keluar dari kamar menuju ke ruang tamu.
Saat di ruang tamu aku melihat Marco dan Marvel sedang menonton
tv.
“kak minggu depan kakak UN ya?,tanya Marco. “iya, Marco”, jawabku. “Belajar ya kak, supaya kakak bisa mencapai cita cita kakak” kata Marco
“ Makasih atas semangatnya” jawabku. “sama-sama”,jawab Marco.
“kak minggu depan kakak UN ya?,tanya Marco. “iya, Marco”, jawabku. “Belajar ya kak, supaya kakak bisa mencapai cita cita kakak” kata Marco
“ Makasih atas semangatnya” jawabku. “sama-sama”,jawab Marco.
Tak terasa, hari sudah menjelang malam. Kami semua pun segera
bergegas untuk makan malam bersama.
“Eliz, Marco, Marvel
ayo kita makan malam dulu,” suruh ibunya.
“iya,bu” jawab mereka bertiga serempak. Suasana saat makan malam hening
sekali, karena tidak ada yang berbicara sama sekali. Karena ibu bilang bahwa,”
tidak baik berbicara pada saat makan”. Jadi pada saat makan tidak ada yang
berbicara karena sebelumnya ibu sudah pernah bilang ke kita semua.
Makan malam pun sudah selesai, dan pada saat itu hari sudah
malam. Jadi aku memutuskan untuk segera beranjak pergi untuk tidur.
Pagi harinya, seperti biasa aku melakukan aktivitasku
sehari-hari yaitu berangkat sekolah bersama dengan kedua adikku. Dan seperti
biasa juga aku berangkat dengan berjalan kaki. Aku tidak pernah bosan menjalani
hidupku yang seperti ini. Dan seperti biasa aku selalu di ejek teman sekelasku
yaitu Kevin. Dia juga yang mengejekku pada saat pelajaran bahasa Indonesia pada
waktu itu.
Seminggu kemudian…
Setelah sekian lama aku menunggu saat-saat yang menegangkan. Dan
saat ini pula adalah hari diberlangsungkannya UN. Dan aku selalu berdo'a kepada
Tuhan agar aku di beri kelancaran saat mengerjakan soal UN dan tidak ada
halangan apapun pada saat mengerjakannya.
“hari ini aku UN. Tuhan bantu aku. Semoga apa yang aku pelajari selama ini bermanfaat” itu permohonanku dalam hati.
Selama 4 hari ini aku mengikuti UN dan mengerjakan soal UN dengan tenang. Bagiku soal UN yang aku kerjakan itu tidak terlalu sulit. Karena materinya itu sudah ku pelajari.
“hari ini aku UN. Tuhan bantu aku. Semoga apa yang aku pelajari selama ini bermanfaat” itu permohonanku dalam hati.
Selama 4 hari ini aku mengikuti UN dan mengerjakan soal UN dengan tenang. Bagiku soal UN yang aku kerjakan itu tidak terlalu sulit. Karena materinya itu sudah ku pelajari.
Dua bulan kemudian...
Setelah sekian lama aku menunggu hasil UN dengan cemas, karena
takut hasil UN ku jelek.
Akhirnya, hari yang ku tunggu tunggu datang juga. Hasil UN pun keluar. Dan betapa bahagianya aku saat menerima hasil UN ku yang ternyata hasilnya memuaskan.
Akhirnya, hari yang ku tunggu tunggu datang juga. Hasil UN pun keluar. Dan betapa bahagianya aku saat menerima hasil UN ku yang ternyata hasilnya memuaskan.
Aku pun segera pulang dan memberitahu kabar bahagia ini pada ibu
ku.
“ibu, Naura bisa masuk SMA favorit bu, dengan beasiswa!” seru ku kepada ibu. Ibupun memelukku sambil meneteskan air mata. Dan setelah memberitahu kabar itu kepada ibuku, aku segera memberitahu kabar itu kepada kedua adikku. Dan saat mendengarnya kedu adikku juga ikut bahagia karena hasil UN memuaskan. Dan itu artinya usaha yang aku kerjakan selama ini tidak sia-sia, tetapi malah membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
“ibu, Naura bisa masuk SMA favorit bu, dengan beasiswa!” seru ku kepada ibu. Ibupun memelukku sambil meneteskan air mata. Dan setelah memberitahu kabar itu kepada ibuku, aku segera memberitahu kabar itu kepada kedua adikku. Dan saat mendengarnya kedu adikku juga ikut bahagia karena hasil UN memuaskan. Dan itu artinya usaha yang aku kerjakan selama ini tidak sia-sia, tetapi malah membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Dan pada saat pendaftaran aku memilih untuk daftar ke SMA 21,
karena SMA 21 adalah SMA yang aku ingin-inginkan dari dulu, dan akhirnya
sekarang tercapai juga.
Saat ini aku bahagia sekali karena aku bisa di terima di SMA
favorit, dan aku tidak akan menyia-nyiakannya. Aku sekarang di terima di SMA 21
Banjarmasin. Aku sangat senang sekali sekolah di sini karena sekolahannya luas,
bersih dan nyaman. Bukan cuma itu saja anak-anak di sini juga baik-baik sekali
tidak seperti teman-temanku saat di SMP. Dan saat ini aku juga tidak pernah
mendengar kabar Kevin lagi, dan aku juga tidak mau ikut tahu menahu tentang dia
lagi. Dan kabar terakhit yang aku dengar katanya Kevin masuk di sekolah swasta.
Sebenarnya aku juga turut bersedih mendengar beruta tentang dia. Tapi bagaimana
lagi aku sudah terlanjur sakit hati di buat sifatnya yang selalu mengejekku.
Dan seperti biasa aku menjalani hari-hari ku dengan bahagia. Dan
tak terasa aku sekarang sudah kelas 3 SMA. Dan seminnggu lagi aku akan
menghadapi UN lagi.
1 minggu kemudian...
Hari ini aku akan menghadapi UN lagi dan hari pertama adalah
bahasa Indonesia. Dan aku selalu berdo'a kepada Tuhan agar aku di beri
kelancaran saat mengerjakan soal UN dan tidak ada halangan apapun pada saat
mengerjakannya.
“hari ini aku UN. Tuhan bantu aku. Semoga apa yang aku pelajari selama ini bermanfaat” itu permohonanku dalam hati.
Selama 4 hari ini aku mengikuti UN dan mengerjakan soal UN dengan tenang. Bagiku soal UN yang aku kerjakan itu tidak terlalu sulit. Karena materinya itu sudah ku pelajari.
“hari ini aku UN. Tuhan bantu aku. Semoga apa yang aku pelajari selama ini bermanfaat” itu permohonanku dalam hati.
Selama 4 hari ini aku mengikuti UN dan mengerjakan soal UN dengan tenang. Bagiku soal UN yang aku kerjakan itu tidak terlalu sulit. Karena materinya itu sudah ku pelajari.
Dua bulan kemudian...
Setelah sekian lama aku menunggu hasil UN dengan cemas, karena
takut hasil UN ku jelek.
Akhirnya, hari yang ku tunggu tunggu datang juga. Hasil UN pun keluar. Dan betapa bahagianya aku saat menerima hasil UN ku yang ternyata hasilnya memuaskan. Dan dalam 2 bulan juga aku tidak henti-hentinya untuk berdo'a setiap hari. Agar mendapatkan hasil UN yang memuaskan.Dan itu artinya usaha yang aku kerjakan selama ini tidak sia-sia, tetapi malah membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Akhirnya, hari yang ku tunggu tunggu datang juga. Hasil UN pun keluar. Dan betapa bahagianya aku saat menerima hasil UN ku yang ternyata hasilnya memuaskan. Dan dalam 2 bulan juga aku tidak henti-hentinya untuk berdo'a setiap hari. Agar mendapatkan hasil UN yang memuaskan.Dan itu artinya usaha yang aku kerjakan selama ini tidak sia-sia, tetapi malah membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Aku pun segera pulang dan memberitahu kabar bahagia ini pada ibu
ku.
“ibu, Naura mendapatkan hasil UN yang memuaskan!” seru ku kepada ibu. Ibupun memelukku sambil meneteskan air mata. Dan setelah memberitahu kabar itu kepada ibuku, aku segera memberitahu kabar itu kepada kedua adikku. Dan saat mendengarnya kedu adikku juga ikut bahagia karena hasil UN memuaskan. Dan itu artinya usaha yang aku kerjakan selama ini tidak sia-sia, tetapi malah membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
“ibu, Naura mendapatkan hasil UN yang memuaskan!” seru ku kepada ibu. Ibupun memelukku sambil meneteskan air mata. Dan setelah memberitahu kabar itu kepada ibuku, aku segera memberitahu kabar itu kepada kedua adikku. Dan saat mendengarnya kedu adikku juga ikut bahagia karena hasil UN memuaskan. Dan itu artinya usaha yang aku kerjakan selama ini tidak sia-sia, tetapi malah membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
10 tahun kemudian…
Dan pada saat itu aku melamar pekerjaan menjadi seorang dokter,
dan ternyata aku di terima menjadi seorang dokter di rumah sakit yang selama ini aku impi-impikan.
Dan kini aku sudah menjadi seorang dokter. Dan aku menjalani hari-hari ku sebagai seorang dokter dengan bahagia.
Dan kini aku sudah menjadi seorang dokter. Dan aku menjalani hari-hari ku sebagai seorang dokter dengan bahagia.
Dan saat ini aku sedang melaksanakan tugasku menadi dokter.
“Dok, ada pasien yang datang. Kebetulan dia tidak mampu. Gimana dok?” tanya seorang suster kepadaku
“siapa nama pasien itu sus?” tanyaku
“Kevin Andersson Dok!” kata suster itu
“Haah? Kevin Andersson? Dirawat saja dia. Dan segala bayarannya saya yang tanggung!” jawabku kepada suster itu.
Suster itu sangat terkejut.
“Dok, ada pasien yang datang. Kebetulan dia tidak mampu. Gimana dok?” tanya seorang suster kepadaku
“siapa nama pasien itu sus?” tanyaku
“Kevin Andersson Dok!” kata suster itu
“Haah? Kevin Andersson? Dirawat saja dia. Dan segala bayarannya saya yang tanggung!” jawabku kepada suster itu.
Suster itu sangat terkejut.
Saat suster datang ke kamar dimana Kevin dirawat, dia
memberitahu bahwa bayaran rumah sakit dan segala pengobatan telah dibayar lunas
oleh Dokter. Naura Elizabeth. Betapa terkejutnya Kevin.
“suster bisa kah saya bertemu dokter itu?” tanya Kevin kepada suster itu.
“ooh bisa Pak!” kata suster.
“suster bisa kah saya bertemu dokter itu?” tanya Kevin kepada suster itu.
“ooh bisa Pak!” kata suster.
Saat aku bertemu dengan Kevin. Ia langsung meneteskan air mata.
“Terima kasih Dok, maafkan aku jika dulu
aku telah mengejekmu”. ” Saat ini, aku butuh bantuanmu, tolong lah aku”
kata Kevin
aku hanya tersenyum dan menolong Kevin dalam pengobatannya.
aku hanya tersenyum dan menolong Kevin dalam pengobatannya.
Demi ingin terwujudnyaa cita-citanya dan
membahagiakan ibunya . Kini Ia telah
menunjukkan kemampuannya .Dengan kata-kata yang dilontarkan Ibunya Naura
menjadi semangat untuk melakukan apa yang dikatakan Ibunya. Cita-cita Naura
ingin menjadi seorang dokter yang bijaksana dan ramah kepada pasiennya,demi
cita-citanya ia pun menggalami banyak perubahan dan menjadi aktif dalam
belajar.
Dengan demikian ia selalu giat belajar,berdo’a,dan
berusaha karena tanpa do’a dan berusaha tidak akan terwujudnya suatu cita-cita
seseorang. Maka dari itu raihlah cita-citamu setinggi langit dengan berdo’a dan
kerja keras.
@dwieka 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar