Tugas
SGU II
Nama : Dwi Kuniawati
Dosen : Sozanolo Teulaumbanua SS. S.Th. MA
Tugas : Konsep keselamatan Menurut Calvin dan
Armenia
“LIMA POKOK” AJARAN ARMINIUS
Terolog
Belanda bernama Jacob Herman, yang hidup pada awal tahun 1560. Sangat dikenal
dengan sebutan nama marganya dari bahasa latin, Arminius. Meskipun diasuh dalam
tradisi reformasi, Arminius cenderung pada doktrin humanis Eramus. Sebab ia
sangat meragukan kasih karunia besar seperti yang dikotbahkan oleh para
Peformis. Pengikut- pengikutnya yang disebut kelompok Arminius dan Remonstrasi,
mengembangkan pengajaran guru mereka. Beberapa tahun setelah kematiannya,
mereka menyusun doktrinnya menjadi lima pokok yang dikenal sebagai Lima pokok
Arminisanisme.
Karena
gereja – gereja dinegeri Belanda, sama seperti gereja – gereja Protestan besar
lainnya di Eropa, telah mendukung Doktrin Reformasi Belgia dan Pengakuan –
pengakuan Heidelberg, kelompok Arminius memutuskan untuk memperkenalkan
remonstrasi pada parlemen Belanda. Protes tentang ajaran reformasi yang ditulis
dengan teliti ini diserahkan pada pemerintah Belanda, dan pada tahun 1618,
Sinode gereja Nasional berkumpul di Dort. Untuk meneliti pengajaran Arminius
dari sudut pandang Firman Allah. Setelah 154 sidang yang serius, yang
berlangsung tujuh bulan, lima pokok Arminisme didapati bertentangan dengan
Alkitab. Dan dinyatakan menyesatkan. Pada saat yang bersamaan teolog – teolog
Gereja menegaskan kembali posisi yang dipertahankan oleh reformis – reformis
Protestan yang konsistennya dengan firman Allah dan menyusun apa yang dikenal
dengan lima pokok Calvinisme (sebagai rasa hormat pada teolog Prancis. John
Calvin).
Beberapa
tahun kemudian, jawaban Sinode Dort terhadap penyimpangan Arminius. Yang
dirancangkan dengan seksama, telah dinyatakan dalam bentuk acrostic (kumpulan
huruf – huruf bermakna). Yang membentuk kata TULIP ( dipakai sebagai judul buku
ini ). “ Lima Pokok” itu adalah :
T Total Deprativity ( kerusakan total )
U Unconditional Election ( Pemilihan tak bersyarat )
L Limited Atonement ( Penebusan Yang terbatas )
I Irresistible Grace (Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak )
P Perserverance of the saints ( Ketekunan Orang – orang Kudus )
Karena
kita akan meneliti dalam beberapa detail tentang apa yang dimaksud oleh teolog
– teolog Reformasi Dort mengenai kelima pokok ini. Lebih dahulu marilah kita
melihat pada ringkasan tentang Lima Pokok Arminianisme.
KEBEBASAN
KEHENDAK. Pokok pertama dari Arminianisme adalah bahwa manusia memiliki
“kebebasan bertindak”. Pada reformis mengetahui bahwa manusia mempunyai
kehendak, dan setujui dengan tesis Luther dalam bukunya “ Kehendak Yang
terbelenggu “ yaitu tidak bebas dari
belenggu iblis. Arminius percaya bahwa kejatuhan manusia tidak berakibat rusak
total, dan berpegang pada hal itu, masih terdapat cukup kebaikan yang tersisa
didalam manusia untuk berkehendak menerima kristus dan mendapat Keselamatan.
PEMILIHAN BERSYARAT. Arminius lebih lanjut
mengajarkan bahwa pemilihan didasarkan pada pengetahuan Allah mengenai siapa
saja yang akan percaya ( foreknowledge). Dengan kata lain tindakan percaya
manusia adalah “syarat” / “kondisi” untuk pemilihan dirinya ke dalam kehidupan
kekal, karena Allah melihat lebih dulu bahwa orang tersebut menggunakan
“kebebasan kehendak”-Nya dalam perwujudan yang posotif terhadap kristus.
PENEBUSAN
UNIVERSAL. Semakin bertambah jauh
keyakinan mereka bahwa Allah mengasihi setiap orang. Bahwa Bapa tidak
menghendaki setiap orang binasa, Arminius dan pengikut – pengikutnya
menganggapnya bahwa pembebasan dosa / redemption ( digunakan secara tidak resmi
sebagai sinonim untuk penebusan / atonornen) adalah bersifat umum. Dengan kata
lain, kematian kristus menjadi / alas an bagi Allah untuk menyelamatkan semua
manusia. Meskipun demikian, mesing – masing orang harus memanfaatkan kebebasan
kehendak-nya untuk menerima Kristus.
ANUGERAH
DDAPAT DITOLAK. Lebih lanjut lagi pengikut Arminius percaya bahwa karena Allah
menginginkan semua manusia supaya dating kepada kristus. Meskipun demikian,
karena manusia mempunyai “kebebasan kehendak” yang absolute, ia mampu menentang
kehendak Allah bagi hidupnya. (pengikut Arminius memerintahkan umat manusia
agar manusia lebih dahulu melaksanakan kehendaknya sendiri, setelah itu baru
dilahirkan kembali). Meskipun demikian pengikut Arminius mengatakan ia percaya
bahwa Allah itu Maha kuasa, ia menegaskan bahwa kehendak Allah untuk
menyelamatkan manusia dapat digagalkan oleh kehendak manusia yang terbatas yang
ada pada setiap individu.
HIDUP
DI LUAR KASIH KARUNIA. Pokok kelima dari Aminianisme merupakan hasil akhir yang
logis dari bagian system yang terdahulu. Jika manusia tidak dapat diselamatkan
oleh Allah kecuali kalau itu merupakan kehendak manusia untuk selamat, maka
manusia tidak dapat terus menerus tinggal / ada dalam keselamatan jika ia tidak
terus menerus berkeinginan untuk selamat.
PERBANDINGAN
POKOK
PERTAMA, pengikut Arminius mengatakan bahwa kehendak manusia adalah “bebas”
untuk memilih baik Firman Allah maupun perkataan iblis jika demikian,
keselamatan tergantung pada perbuatan manusia.
Pengikut
Calvin : menanggapi bahwa manusia lama bersungguh – sungguh terbelenggu oleh
iblis, dan sama sekali tidak mampu memanfaatkan kehendaknya sendiri, secara
bebas untuk percaya pada Kristus.
POKOK
KEDUA. Arminius menganggap bahwa pemilihan
adalah bersyarat sementara para reformis menyatakan tidak bersyarat. Pengikut
Arminianisme percaya bahwa Allah memilih orang – orang yang ia tahu lebih dulu
“(Foreknew) mereka mau percaya untuk diselamatkan, sehingga pra – pengetahuan
Alla ( Foreknowledge) itu didasarkan pada “kondisi” yang dibentuk oleh manusia.
Pengikut
Calvin : menganggap bahwa “Foreknowledge” itu adalah berdasarkan pada tujuan
atau rencana Allah, sehingga pemilihan tidak berdasarkan suatu “kondisi” yang
terbaik di pihak manusia, tetapi merupakan hasil dari kebebasan kehendak yang
mati secara roh.
Sekali
lagi akan dicatat bahwa posisi kedua dari masing – masing kelompok adalah hasil
akhir yang alamiah dari doktrin manusia. Jika manusia sungguh – sungguh
mempunyai “ kebebasan kehendak “ dan tidak terbelenggu oleh dosa dan iblis,
maka ia mampu menyediakan “kondisi” agar Allah mau memilih untuk
menyelamatkannya. Meskipun demikian, jika manusia TIDAK mempunyai kebebasan
kehendak, tetapi sebenarnya terbelenggu oleh dosa dan iblis, maka satu –
satunya harapan adalah bahwa Allah telah memilih Kebebasan Kehendak-Nya sendiri
untuk memilih manusia supaya diselamatkan.
POKOK
KETIGA. Pengikut Arminius menegaskan bahwa penebusan (yang dalam hal ini
artinya pembebasan) “umum” Universal) sedang pengikut Calvin menegaskan bahwa
penebusan adalah “khusus” (particular). Yang disebut penebusan. Terbatas dibuat
oleh kristus di kayu salib.
1. ARMINIANISME
: - Kristus mati tidak untuk menyelamatkan seorang pun secara khusus /
particular . tetapi hanya untuk orang – orang yangf menggunakan kebebasan
kehendak mereka dan menerima penawannya akan hidup yang kekal. Oleh sebab itu
kematianNya merupakan kegagalan sebagian orang sebab mereka yang mempunyai
kehendak negative kan dibuang ke neraka.
2. CALVINISME
: Kristus mati untuk menyelamatkan orang – orang tertentu / khusu yang
diberikan Bapa kepadaNya sejak dalam kekekalan. Dengan demikian, kematiannya
adalah kesuksesan seratus persen, dimana lagi orang – orang tersebut kristus
telah mati, mereka akan diselamatkan, bagi mereka yang kristus tidak mati
untuknya, akan menerima “penghukuman” dari Allah sehingga mereka dibuang
kedalam neraka.
POKOK
KEEMPAT. Pengikutnya Arminius melanjutkan dengan menyatakan bahwa meskipun ROH
KUDUS berupaya untuk mencari orang – orang supaya dating kepada kristus (sebab
Allah mengasihi semua umat manusia dan berkehendak untuk menyelamatkan semua
orang), namun karena kehendak Allah dibatasi oleh kehendak manusia, roh
dapatmenentukan apakah ia akan selamat atau tidak hal ini mendukunbg pada alas
an bahwa Allah setidak – tidaknya “mengizinkan” manusia untuk menghalangi
kehendak kudus-Nya ia bersedia menjadi tidak berdaya dihadapan kehendak
manusia, sehingga makhluk dapat “menjadi seperti Allah” sebagaimana iblis
menjanjikan pada hawa di taman eden
Pengikut
Calvin menjawab bahwa anugerah Allah tidak dapat ditentang, karena Allah
memiliki “Anugerah yang tidak dapat ditolak”. Dalam hal ini ia tidak
mengartikan bahwa Yehova menindas kehendak manusia seperti mesin giling yang
sangat besar yang sukar dikendalikan. Anugerah Allah tidak dapat ditolak tidak
didasarkan pada kemahakuasaan Allah, meskipun hal ini mungkin jika Tuhan
menghendaki demikian, melainkan sebaliknya pada karunia yang dikenal dengan
pembaharuan / regenerasi. Karena semua roh orang mati mau tidak mau ditarik
oleh iblis. Penguasa maut, dan semua roh orang yang hidup diterima oleh Yehova.
Allah bagi yang hidup. Tuhan kita bersungguh – sungguh memberikan orang – orang
pilihannya Roh kehidupan. Pada saat ia melakukannya maka perwujudan rohani dari
dua prinsip mereka yang berlawanan itu berubah. Dimana mereka dulu untuk
pertama kali mati dalam pelanggaran dan dosa”dan borientasi kepada iblis iblis,
sekarang mareka dijadikan hidup didalam kristus” dan berorientasi kepada Allah.
Dari
sudut ini perbedaan besar antara teologi Arminianisme dan teologi Calvinisme
menjadi jelas. Pengikut Arminianisme mengatakan bahwa urutan peristiwa itu
adalah : Pertama, perbuatan iman manusia, baru kemudian diikuti dengan anugerah
Allah akan kehidupan kemudian iman yang menuntun pada keselamatan
POKOK
KELIMA. Akhirnya pengikut
Arminius menyimpulkan (secara logis) bahwa karena manusia diselamatkan oleh
tindak kebebasan kehendaknya sendiri dalam menerima Kristus, ia dapat terhilang
(setelah ia diselamatkan ) dengan mengubah pikiranhnya tentang kristus.
(Beberapa pengikut Ajaran Arminius akan menambah bahwa ia dapat kehilangan
keselamatannya dengan melakukan sesuatu dasa, sebab teologi perbuatan setidak –
tidaknya mengembangkan bahwa manusia harus menggunakan kehendaknyanya sendiri
supaya diselamatkan). Kemungkinan untuk terhilang setelah diselamatkan, oleh
pengikut Arminius disebut “ hidup diluarkasih karunia” sekali lagi jika setelah
diselamatkan, kamudian meninggalkan keselamatan, seseorang akan dengan bebas kembali
kepada kristus lagi dan mengaku dosa – dosanya, maka , ia dapat “ diselamatkan
kembali”, semua ini berlangsungtergantung pada kehendak menusia yang positif
sampai ia mati.
Pengikut
Calvin menjawab dengan sangat sederhana, karena keselamatan itu sepenuhnya
adalah pekerjaan Tuhan dan manusia sama sekali tidak berbuat apa- apa untuk “
mendapatkan Keselamatan” adalah untuk merupakan pekerjaan Tuhan, tidak
tergantung dari perbuatan – perbuatan yang baik atau yang buruk dipihak orang –
orang pilihan-Nya. Orang – orangt Kudus akan “bertekun” adalah suatu alas an
yang sederhana bahwa Allah-lah yang menjanjikan ini, meyakinkan kita dan
menjamin bahwa ia akan menyelesaikan pekerjaan yang telah ia mulai kehidupan
kita. Oleh karena itu Pokok Kelima dari TULIP berbicara tentang “ ketekunan
orang – orang Kudus”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar